PLN juga mencatat perbaikan signifikan dalam indikator keuangan, dengan Debt to Equity Ratio (DER) membaik ke 38,02 persen dan Consolidated Interest Coverage Ratio (CICR) naik menjadi 3,71 kali. Salah satu terobosan strategis adalah implementasi Cash War Room (CWR), platform terpadu yang mengelola likuiditas, anggaran, hingga valuasi aset secara real-time.
“Kami mempercepat proses pembayaran lewat sistem centralized payment. Ini berdampak langsung pada efisiensi, likuiditas, dan hubungan dengan mitra usaha,” jelas Darmawan.
Total aset PLN juga menunjukkan tren positif, mencapai Rp1.772,4 triliun per akhir 2024, naik 6,09 persen. Angka ini memperkuat kepercayaan investor dan menegaskan fundamental keuangan yang sehat.
Selain efisiensi dan kekuatan finansial, Darmawan menekankan bahwa digitalisasi menjadi katalis utama bagi transformasi PLN. Investasi pada infrastruktur teknologi dan sistem kelistrikan pintar (smart grid) menjadi fondasi untuk mendorong ekosistem energi berkelanjutan.
“PLN tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tapi juga pada masa depan. Kami berkomitmen membangun ekosistem energi hijau dan memperkuat kerja sama internasional untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam transisi energi global,” tutup Darmawan. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News