“Saya enggak paham politik. Tapi saya mencintai Pak Harto karena dia pernah memimpin Indonesia selama sekian tahun. Bagaimanapun juga, Soeharto sudah memberikan karya untuk negeri ini. Demikian juga Ibu Mega, dia juga sudah berkarya untuk negeri ini. Demikian juga Pak Soekarno, Pak SBY, Pak Habibie, Pak Gus Dur, Pak Jokowi, dan tentunya Pak Prabowo,” ujar Ani.
Ia mencontohkan bagaimana masyarakat di negara lain memperlakukan pemimpinnya dengan hormat.
“Di Mekah dan Madinah, saban salat mereka mendoakan raja mereka agar diampuni dosa-dosanya dan ditunjuki menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Di Thailand, rakyatnya selalu mencintai raja dan permaisurinya tanpa mempersoalkan bagaimana raja dan permaisuri itu,” ucapnya.
Terkait polemik gelar pahlawan nasional Soeharto, Ani menilai hal itu tidak perlu dibesar-besarkan.
““Soal gelar pahlawan bukan hal besar, apalagi orangnya pun sudah meninggal. Kita akan terlihat bermartabat kalau kita berani menerima kebaikan orang lain dengan hati lapang. Tak ada salahnya memberi gelar baik bagi para pemimpin, karena bagaimanapun mereka punya kebaikan. Soal kesalahan, biar Tuhan yang urus, kita nggak usah ikut-ikutan,” jelasnya





