“Libur sekolah pada minggu ketiga Juni hingga awal Juli sudah ada di kalender akademik. Seharusnya BGN jauh-jauh hari sudah mengantisipasi ini dengan memikirkan bagaimana pemberian MBG,” tegasnya.
Edy menilai, juknis program MBG sangat penting sebagai pedoman teknis bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam melaksanakan distribusi makanan bergizi.
Tanpa juknis yang jelas, lanjutnya, ada risiko makanan yang diberikan tidak memenuhi standar gizi sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Memberikan bahan mentah justru berisiko mengurangi asupan gizi mereka karena belum tentu bisa diolah dengan baik di rumah,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua orang tua memiliki alat, waktu, atau kemampuan memasak. Jika bahan mentah dibagikan tanpa arahan yang tepat, maka tujuan program MBG bisa gagal tercapai.