JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Memasuki musim kemarau yang berlangsung hampir 5 bulan ini, permukaan air Situ Ciburuy di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat mengalami penurunan hingga 2 meter. Sampah plastik terlihat berceceran di pinggir situ. Semula, saat volume air besar, pinggir situ ini tertutup air.
Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Ciburuy, Yadi Hendradi, mengungkapkan, surutnya Situ Ciburuy hingga 2 meter membuat kawasan objek wisata ini tampak kumuh.
“Sampah tersebut sebagian berasal dari warga sekitar. Meski ada tempat pembuangan sampah sementara di setiap RW, kapasitasnya tidak mencukupi. Akibatnya, Situ Ciburuy jadi sasaran pembuangan sampah liar,” katanya, dikutip Pikiran Rakyat, Jumat (17/8/2018).
“Kondisi itu membuat kawasan di Desa Ciburuy menjadi salah satu daerah dengan luas kumuh terbanyak di Bandung Barat, yakni mencapai 25 hektare. Selama 2 tahun terakhir, luas kawasan kumuh ini tak banyak mengalami penurunan,” imbuhnya.
Yadi mengungkapkan, surutnya situ membuat pengairan ke areal pertanian warga berkurang.
“Sawah dan kebun yang biasanya mendapatkan pengairan dari Situ Ciburuy. Sejak surut, ya jadi berkurang,” tuturnya.
Selain kerap surut saat kemarau, masalah lain yang terjadi di Situ Ciburuy, yaitu terjadinya pendangkalan akibat sedimentasi. Berdasarkan data di Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Situ Ciburuy berstatus tanggap darurat menyusul adanya sedimentasi itu.
“Saat normalisasi dilakukan pada 2013, daya tampung air di Situ Ciburuy mencapai 2 juta meter kubik. Sekarang, tinggal tersisa 25 persennya akibat sedimentasi. Dengan kondisi ini, diperlukan langkah-langkah antisipatif untuk menghindari ancaman banjir seperti yang pernah terjadi di Situ Gintung, Ciputat pada 2009 lalu,” sebut Yadi.(Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat