Saat ini, workshop FABA di Nusakambangan dilengkapi dua unit mesin yang mampu memproduksi 2 juta paving block dan 1 juta batako setiap tahun. Jika kapasitas optimal tercapai, omzet diperkirakan bisa mencapai Rp5,4 miliar per tahun.
Sebanyak 30 warga binaan kini aktif mengolah FABA, dengan harapan jumlah tersebut terus bertambah seiring pendampingan berkelanjutan.
“Ke depan, Nusakambangan akan menjadi percontohan nasional bagaimana sebuah lapas dapat berkembang menjadi episentrum kegiatan ekonomi sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat,” pungkas Darmawan. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News