Peluang Menang Prabowo-Sandi Lebih Besar Dari Petahana

JABARNEWS | BANDUNG – Pakar Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah menilai, peluang pasangan capres dan cawapres Prabowo-Sandiaga lebih besar ketimbang petahana. ’’Dibanding dengan Jokowi-Ma’ruf Amin yang secara ketokohan berada pada titik puncak, sulit meningkatkan elektabilitas,” ujar Dedi, Minggu (11/8/2018).

Menurutnya, hal tersebut akan menyulitkan pasangan petahana untuk berinovasi menggandeng pemilih baru. Berbeda dengan Prabowo memilih Sandiaga, yang notabene politisi muda, dan memiliki catatan peforma yang cukup baik.

Baca Juga:  Polres Purwakarta Gencar Disiplinkan Masyarakat Gunakan Masker

’’Pemilihan Sandiaga mendampingi Prabowo cukup strategis. Selain karena Sandiaga tidak memiliki catatan buruk dalam kontestasi politik, Sandiaga merupakan tokoh penting ekonomi Indonesia,’’ tambahnya.

Dirinya menilai, di luar itu, tren kesukaan pemilih pada tokoh juga terakomodasi. bagi mereka yang tidak menyukai Prabowo karena sosoknya yang kaku, militer, dapat mengalihkan perhatian pada sosok muda dan membaur. Sandiaga sejauh ini mampu menghadirkan relasi publik yang cukup memesona, terutama untuk pemilih pemula yang jumlahnya cukup signifikan.

Baca Juga:  PNS Kemenag Siap-siap Hal Ini Ya!

’’ini persoalan performa. Jokowi-Ma’ruf Amin basis pemilihnya kelompok loyalis parpol dan organisasi Islam semisal NU. Tapi tidak lantas masyakat NU kelas bawah dapat tergiring dan Sandiaga hadir untuk meraup kalangan pemilih di luar itu, dan jumlahnya berpotensi lebih banyak dibanding Jokowi,’’ kata Dedi.

Di atas kertas, kata dia, beberapa lembaga survei politik sebelum penentuan pasangan capres cawapres, pemilih Jokowi konsisten. Sedang pemilih Prabowo dinamis, dengan hadirnya Sandiaga memungkinkan mesin politik koalisi Prabowo memaksimalkan ketokohan Sandi.

Baca Juga:  Polisi Bongkar Praktik Prostitusi Online

’’Sekarang, kerja berat dari Koalisi Gerindra yakni memompa elektabilitas. Mereka belum sampai pada titik puncak. Berbeda dengan Jokowi yang tugas beratnya adalah mempertahankan elektabilitas, memastikan gerakan tagar #2019GantiPresiden tidak semakin membumi,’’ tutup Dedi. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat