Selain itu, Prabowo menyoroti pentingnya diplomasi aktif dengan Pemerintah Arab Saudi untuk mendorong terwujudnya perkampungan Indonesia di dekat Masjidil Haram. Ia meyakini, proyek strategis ini akan meningkatkan kenyamanan dan efisiensi biaya bagi jamaah asal Indonesia di masa mendatang.
Sebagai perbandingan, Malaysia saat ini menyediakan subsidi biaya haji yang cukup besar melalui lembaga Tabung Haji (TH). Pada musim haji 2025, TH mengalokasikan RM261 juta (sekitar Rp949,8 miliar) untuk subsidi jamaah Muassasah.
Jamaah dari kelompok ekonomi rendah (B40) hanya membayar sekitar RM15.000 atau Rp54,5 juta, sementara kelompok menengah (M40) membayar Rp85,3 juta, dan kelompok atas (T20) membayar penuh sebesar Rp121,1 juta.
Langkah Malaysia ini menjadi tolok ukur yang ditargetkan Prabowo, dengan harapan Indonesia mampu menciptakan sistem penyelenggaraan haji yang lebih efisien, terjangkau, dan berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat.
Tahun ini, Indonesia mendapat kuota sebanyak 221.000 jamaah, mencakup jamaah reguler, petugas, pembimbing, dan haji khusus. Pemerintah optimistis bahwa dengan efisiensi dan diplomasi yang tepat, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pelaksana ibadah haji terbaik di dunia bisa tercapai dalam waktu dekat. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News