265 Gempa Susulan Guncang Lombok

JABARNEWS | JAKARTA – Gempa susulan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sebanyak 265 gempa susulan terjadi hingga Senin (30/7/2018) pagi.

“Sejak kemarin pagi hingga pukul 06.00 pagi ini sudah terjadi 265 gempa susulan,” ujar Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, Jakarta, Senin, dikutip Liputan6.com.

Berdasarkan laman BMKG, gempa terakhir terjadi pukul 07.42 WIB. Gempa susulan itu berkekuatan 3,7 Skala Richter. Pusat gempa berada di darat, 22 kilometer timur laut Lombok Utara.

Baca Juga:  Bandung Lautan Sepeda, Jokowi Kendarai Sepeda Tanpa Rem

Lindu juga terjadi sekitar satu jam sebelumnya. “06:35:03 WIB gempa terjadi di 8.75 LS 116.41 BT dengan kekuatan 3.6 SR, berada di kedalaman 10 Km. Pusat gempa berada di darat 15 km Tenggara LOMBOKTENGAH,” tulis BMKG.

Gempa susulan juga terjadi pada pukul 05.34 WIB dengan kekuatan 3,6 SR. Sebelumnya, gempa terjadi pukul 04.10 WIB dengan kekuatan 2,8 SR, pukul 03.09 WIB dengan kekuatan 4 SR, dan pukul 02.48 WIB sebesar 4,2 SR.

Baca Juga:  Indahnya Menikmati Sunset di Cadas Gantung

Daryono juga mengatakan, setiap ada gempa berkekuatan besar, lazim dan pasti disertai ada gempa susulan. Namun, warga tidak perlu panik dengan adanya gempa susulan. Adanya lindu susulan tersebut merupakan pertanda baik.

“Tidak perlu panik, gempa susulan itu sebenarnya baik. Karena itu merupakan sarana release atau melepas energi yang tersimpan. Jadi, lebih baik ada gempa susulan. Kalau tidak, malah ditakutkan terjadi gempa yang besar lagi,” ujar Daryono.

Baca Juga:  Ini Alasan Para Tokoh NU Purwakarta Menolak Aksi People Power

Menurut dia, energi ini dilepas terus-menerus hingga habis. Saat itulah terjadi kestabilan tektonik, gempa susulan pun berhenti. Oleh karena itu, gempa susulan di Lombok tidak berkekuatan besar dan trennya mengecil.

Namun, dia tetap meminta masyarakat untuk waspada. Misal, bagi warga yang rumahnya sudah rusak, jangan ditempati. Lebih baik berteduh di pengungsian. Sebab, dikhawatirkan, ketika ada gempa susulan meski berskala kecil, bangunan itu akan roboh. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat