Es Cendol Pelepas Dahaga

JABARNEWS | PURWAKARTA – Cuaca panas yang menyengat siang ini, emang terasa pas ketika minum minuman dingin sangat cocok untuk menghilangkan dahaga. Salah satunya adalah, minuman tradisional khas Sunda yaitu Es Cendol.

Es cendol sendiri terdiri dari cendol yang berwarna hijau, terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Tepung beras tersebut diolah dengan diberi pewarna hijau dan dicetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk bulir.

Pewarna yang digunakan adalah pewarna alami dari daun pandan. Di tanah Pasundan, cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan daun suji. Bentuk yang diperoleh dari kayakan, berbentuk bulat lonjong yang lancip di bagian ujungnya.

Baca Juga:  Atep dan Airlangga 'Diminta' PSIS

Ketika kita meminum cendol (nyendol) rasa legit dan segarnya cita rasa santan menyatu dengan kekenyalan cendol yang khas. Emmmm…. sungguh kenikmatan yang haqiqi.

“Memang pas kalau panas-panas gini, seger minum cendol,” kata salah satu pelajar bernama Asep (17) yang sedang menikmati kesegaran es cendol bersama teman-temannya di sekitaran komplek Taman Sri Baduga, Jalan Siliwangi Kabupaten Purwakarta, Sabtu (6/4/2018) .

Baca Juga:  Habib Rizieq Dipindahkan ke Rutan Bareskrim Polri, Kuasa Hukum Harapkan Ini

Asep mengaku meskipun kini banyak minuman kekinian sejenis Capuccino Cincau atau Thai Tea dan lainnya, belum ada yang menandingi kesegaran cendol. “Belum ada penggantinya, cendol mah masih the best bagi saya,” ungkapnya.

Seorang pedagang minuman es cendol, Udin (26) mengaku enjoy ketika berkeliling menjual daganganya. Ia mengaku jualanya tersebut selalu laris manis dibeli saat kondisi cuaca di Purwakarta sedang panas.

Baca Juga:  Walikota Bandung Ucapkan Duka Pada Haringga Sirila

“Masih banyak kok yang suka es cendol. Walaupun banyak minuman yang di mal-mal. Selain itu minuman es cendol buatan saya bahannya ama kok,” ujarnya sambil berpromosi.

 

Soal dukanya jualan cendol keliling ketika hujan seharian. ” Kalau gitu ya ikhlas aja pulang tidak bawa uang. Nanti dikasih juga tetangga gratis daripada basi dan terbuang,” ceritanya sambil duduk menunggu pembeli. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat