Kurang Asupan Gizi, 6.192 Anak Di Purwakarta Alami Stunting

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta menyampaikan karena kekurangan asupan gizi ketika masih dalam kandungan. Sebanyak 6.192 anak mengalami Stunting (permasalahan pertumbuhan tubuh), tersebar di hampir seluruh kecamatan yang ada.

“Sebenarnya kurang dari 10 persen jumlahnya. Tapi, kasus stunting ini, sekarang sedang mendapat perhatian dari semua pihak. Termasuk pemerintah,” kata Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Ine Hermina ditemui di kantornya, Jalan Veteran, Nagri Kaler, Purwakarta, Kamis (15/11/2018).

Baca Juga:  Program "Motis" Permudah Keselamatan Perjalanan Saat Mudik

Dikutip tribunnews.com, Stunting pada anak ini salah satu faktornya bisa terlihat saat anak berusia kurang dari dua tahun. Ciri-cirinya bisa terlihat jelas, terutama terlihat dari berat dan tinggi badannya, mereka terlihat lebih pendek (kerdil).

Selain itu, dia menjelaskan bahwa nantinya pun anak akan berdampak cukup panjang.

Pada anak tersebut pertumbuhan kedepannya tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan normal dan juga akan mudah sakit. Bahkan, yang paling parahnya, membuat fungsi otaknya tidak bisa bekerja optimal.

Baca Juga:  BNPB SMS Warga Kabupaten Bandung, Waspadai Potensi Banjir 9/1/2021!

“Jadi, biasanya ketika dia dewasa baik fisik maupun pemikiran tidak bisa bersaing dengan anak yang pertumbuhan fisiknya normal. Sebab, anak dengan stunting akan memiliki daya ingat yang kurang,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menjaga kesehatan dan gizi anak, khusunya pada saat mengandung.

Baca Juga:  Hasil Konferwil, Agoez Perdana dan Asriafin Soekarman Pimpin AMSI Sumut

Terutama kaum perempuan, supaya sejak dini memersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu. Misalkan, pengantin baru maka sebelumnya anaknya harus direncanakan.

Jika sudah direncanakan, maka asupan gizi ataupun perkembangan janin akan terus dipantau.

“Kalau kita tahu sedang hamil, sering periksakan kesehatan ibu dan bayinya ke posyandu atau puskesmas,” ucapnya menambahkan. (Har)

Jabarnews | Berita Jawa Barat