JABARNEWS | CIANJUR – Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan salah satu wilayang yang terkenal dengan kesenian tradisional reak.
Seni Reak merupakan perpaduan dari kesenian tradisional lain seperti reog, angklung, kendang pencak, dan topeng. Pada abad ke-12 Prabu Kian Santang menginginkan penduduk pulau Jawa terutama Jawa Barat menganut Agama Islam.
Dalam Islam kewajiban di khitan seringkali membuat anak laki-laki ketakutan, oleh karena itu para seniman menciptakan sebuah kesenian agar anak yang di khitan terhibur dan dapat mengurangi rasa takut, kesenian ini disebut dengan Reak.
Alat musik tradisional yang digunakan dalam kesenian ini diantaranya angklung, dogdog, goong, kecrek serta pencak. Dimainkan oleh jumlah pemain minimal 20 orang dengan hanya memakai pakaian sehari hari sebagai busananya.
Di Cianjur sendiri kesenian Reak dibawa dan dikembangkan oleh para pengungsi dari Sumedang yang kemudian menjadi warga Cianjur.
Pada awalnya, seni Reak tidak dapat diterima masyarakat karena dianggap mempersekutukan Tuhan, namun setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan dan nilai nilai keagamaan yang terkandung dari seni Reak akhirnya masyarakat dapat menerima kesenian ini dan barulah dipertunjukan pada tahun 1960.
Selain sebagai media hiburan untuk acara khitanan, Seni Reak juga menjadi identitas budaya. Seni Reak menjadi bagian dari seni budaya yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Kampung Pasir Kuda, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku. (Red)