JABARNEWS | JAKARTA – Organisasi Masyarakat Sipil di Indonesia didorong untuk segera mengadopsi dan memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) sebagai mitra strategis.
Penguasaan AI untuk masyarakat sipil kini menjadi keharusan, bukan lagi pilihan, demi meningkatkan efektivitas kerja-kerja advokasi dan memperluas dampak sosial AI di tengah kompleksitas informasi digital.
Urgensi ini menjadi topik utama dalam penyelenggaraan “AI Warrior National Bootcamp 2025” yang diinisiasi oleh MAFINDO melalui program NextGen AI di Jakarta, pada Senin, 17 November 2025.
Acara tersebut menegaskan bahwa kolaborasi AI adalah landasan baru bagi organisasi untuk bekerja lebih cepat, lebih presisi, dan lebih strategis.
Ketua Presidium MAFINDO, Septiaji Eko Nugroho, menyatakan bahwa teknologi AI telah mengubah total cara masyarakat mengonsumsi dan memproduksi informasi, sekaligus mengubah pola kerja komunitas.
“AI harus dipandang sebagai mitra kolaborasi yang bisa memberikan banyak manfaat, tanpa melupakan dampak risiko AI yang harus dimitigasi. Dengan pemahaman penerapan AI yang seimbang, komunitas masyarakat sipil dapat lebih gesit untuk mengatasi permasalahan masyarakat di tengah tantangan dunia yang semakin kompleks,” jelas Septiaji.
Menurutnya, banyak masalah publik dewasa ini tidak dapat lagi diselesaikan dengan metode manual, termasuk deteksi hoaks, pemetaan isu sosial, hingga analisis tren.
Pemanfaatan kecerdasan artifisial dibutuhkan untuk memastikan hasil kerja lebih presisi dan berbasis bukti, sehingga dampak sosial AI yang dihasilkan lebih kuat.
Dukungan Google dan Pemanfaatan Bertanggung Jawab
Dalam pelatihan tersebut, Faith Chen dari News Partnerships, Google APAC, menyoroti pentingnya pemanfaatan AI secara bertanggung jawab.





