Proses ini menghasilkan tekanan uap tinggi yang bisa memicu letusan tanpa adanya peringatan dini berupa peningkatan signifikan aktivitas vulkanik.
Wafid mengingatkan masyarakat, termasuk wisatawan, agar tidak berada terlalu dekat dengan kawah, tidak berlama-lama di area aktif, serta menghindari aktivitas menginap di sekitar kawasan tersebut.
“Jika terlihat peningkatan ketebalan asap atau tercium bau gas yang menyengat, sebaiknya segera menjauh karena itu bisa menandakan potensi bahaya gas beracun atau letusan mendadak,” ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing informasi yang belum terverifikasi terkait kondisi Gunung Tangkubanparahu.
Evaluasi aktivitas gunung dilakukan secara berkala dan bisa diperbarui sewaktu-waktu apabila terdapat perkembangan mencolok.
“Masyarakat diminta tetap tenang, namun tidak lengah. Pantau informasi resmi dari instansi berwenang dan ikuti arahan demi keselamatan bersama,” tutur Wafid. (tik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News