“Di Jazz Gunung itu ada legend, ada etnisnya juga, dan ada inspiration dari anak muda. Kita selalu menerapkan itu,” kata Bintang dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis, 3 Juli 2025.
Sigit menambahkan, dua kali penyelenggaraan ini dibuat agar lebih banyak orang bisa hadir, mengingat kapasitas terbatas.
“kalau tiket sudah habis, ya udah. Makanya kita mencoba untuk dua kali di hari Sabtu, karena untuk menyebar, agar orang juga bisa datang,” ujarnya.
Selain konser utama, berbagai kegiatan juga digelar selama sepekan penuh, seperti pameran seni rupa, Pasar UMKM, hingga Bromo Jazz Camp yang berlangsung 20–25 Juli di Rehat Bromo. Program ini menjadi ajang jam-session dan eksplorasi bakat musisi muda.
“Jazz Camp Ini ide yang bagus. Ini hal yang baru untuk sebuah festival, dan dari sana kita bisa melihat bakat-bakat yang luar biasa,” ucap Budjana.