Akibatnya, potensi kerugian hingga setengah miliar rupiah tidak bisa dihindari. Stok keramik ekspor kini hanya terpajang di toko miliknya di Jalan Raya Anjun No 53B, Kecamatan Plered.
Eman menduga, lesunya ekspor ini masih terkait dengan kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diberlakukan sejak era Presiden Trump.
“Mungkin ini efek dari kebijakan itu juga, kami tunggu saja tiga bulan ke depan,” ujarnya.
Sementara menunggu kepastian, Eman dan rekan-rekan pengrajin lain terpaksa mengalihkan fokus ke pasar lokal.
“Sekarang 70 persen produksi untuk pasar lokal, sisanya masih dicoba untuk ekspor ke Eropa,” tambahnya.