JABARNEWS | PURWAKARTA – Semakin tingginya kesadaran kesehatan membuat olahraga lari menjadi gaya hidup (lifestyle) populer di masyarakat.
Beriringan dengan itu, muncul juga fenomena fotografer jalanan (street photographer) yang sengaja memotret para pelari di ruang publik untuk konten media sosial, sebuah praktik yang kini menuai pro dan kontra terkait hak privasi individu.
Kehadiran para fotografer ini disambut baik oleh sebagian pelari yang ingin mendapatkan dokumentasi estetik untuk validasi di media sosial.
Namun di sisi lain, tidak sedikit yang merasa resah dan tidak terima jika foto hingga data pribadi mereka tersimpan dan dikomersialkan tanpa izin jelas, mengingat tingginya risiko kejahatan digital.
Persoalan Etika dan Ruang Publik
Menanggapi fenomena tersebut, Pakar Sosiologi IPB University, Dr. Ivanovich Agusta, menyebut situasi ini menantang masyarakat untuk menyeimbangkan kebebasan berekspresi di ruang publik dengan penghormatan terhadap ranah privat.
“Secara normatif, berada di ruang publik sering dianggap membuat seseorang fair game untuk difoto. Namun dari sudut pandang sosiologi dan etika, batas antara ruang publik dan privat tidaklah hitam-putih,” jelas Dr. Ivanovich, dikutip di Purwakarta dari laman resmi IPB University, Minggu (16/11/2025).





