Sebagai langkah pencegahan, pihak kepolisian bersama pengelola pabrik langsung menutup seluruh aktivitas produksi dan mematikan peralatan yang berpotensi memperparah kebocoran.
“Operasional pabrik dihentikan sementara hingga perbaikan selesai dilakukan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku,” lanjutnya.
Dampak dari kebocoran ini cukup signifikan, di mana sekitar 400 warga harus dievakuasi akibat aroma gas yang menyengat dan berpotensi membahayakan kesehatan.
Bahkan beberapa warga dilaporkan mengalami gejala seperti sesak napas dan iritasi mata, sementara beberapa di antaranya sempat mendapatkan penanganan medis.