Kemenag Rilis 200 Nama Mubalig, UBN Dan Abdul Somad Tak Masuk

JABARNEWS | JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI merilis nama-nama penceramah yang telah dinyatakan layak menyampaikan materi keagamaan kepada publik. Untuk tahap awal ini, sebanyak 200 nama penceramah diunggah di website resmi Kemenag.

Dari 200 nama tahap pertama itu, ada dua nama pendakwah kondang yang namanya tidak masuk, yakni Ustad Abdul Somad (UBS)) dan Ustad Bachtiar Nasir.

“Kami di Kemenag baru saja mengeluarkan nama-nama penceramah karena dalam beberapa hari terakhir ini kami banyak sekali mendapatkan pertanyaan dari sejumlah kalangan terkait dengan kebutuhan untuk bisa mendapatkan penceramah-penceramah yang baik,” kata Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin, di komplek Istana Negara, Jakarta Pusat, dikutip Jawa Pos, Sabtu (19/5/2018).

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Hari Ini 27 November 2022, Libra, Scorpio dan Sagitarius

Dikatakannya, dalam menentukan 200 nama ini, Kemenag telah melakukan kordinasi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Selain itu ulama-ulama besar juga turut dilibatkan.

“Kami meminta informasi dari sejumlah ormas Islam. Termasuk dari sejumlah masjid-masjid besar dan ke beberapa tokoh-tokoh ulama, kiai, pemuka agama Islam,” kata Lukman.

Baca Juga:  Pemasangan Mesin Parkir, Itu Direncanakan Bukan Hayalan

Lukman menjelaskan, dalam menentukan layak atau tidaknya seorang penceramah, Kemenag menerapkan beberapa syarat, seperti ilmu keagamaan, pengalaman, dan komitmen tidak menyampaikan faham radikalisme.

“Pertama adalah mereka yang punya kompetensi tinggi terhadap pemahaman ajaran agama Islam. Kedua, punya pengalaman yang cukup dalam berceramah. Ketiga adalah terbukti bahwa yang bersangkutan memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi,” tegas Lukman.

Baca Juga:  Memanjangkan Kuku, Inilah Hukumnya

Ditegaskannya, 200 penceramah ini sebagai tahap awal verifikasi Kemenag. Tidak menutup kemungkinan daftar tersebut akan terus bertambah.

“Tentu ini nanti akan secara bertahap akan ada susulan. Bukan berarti yang tidak termasuk dalam 200 itu bukan penceramah yang moderat misalnya. Tapi yang jelas yang 200 itu yang betul-betul atas rekomendasi dari sejumlah kalangan,” pungkas Lukman. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat