Hasilnya, ditemukan perbedaan kualitas sarana dan prasarana antar lokasi yang dinilai dapat memengaruhi proses pembinaan.
“Melatih anak itu berbeda dengan melatih prajurit. Perlu pendekatan yang mengedepankan perlindungan anak. Maka harus ada pedoman etik, termasuk bagaimana berinteraksi dan memahami kebutuhan anak-anak,” jelasnya.
Lebih jauh, Jasra menekankan pentingnya evaluasi terhadap lembaga-lembaga lain yang selama ini juga menjalankan fungsi pembinaan anak, seperti sekolah atau rumah rehat milik pemerintah daerah.
“Apakah lembaga-lembaga yang ada saat ini tidak cukup efektif? Ini perlu ditinjau agar ada transparansi, baik dari aspek sumber daya manusia, anggaran, maupun sarana pendukung lainnya,” ujar Jasra.