
Tak hanya menyajikan keindahan artistik, “Naga Mati di Ujung Bambu” menjadi cerminan dari realitas sosial yang tengah dihadapi masyarakat, terutama bagi nelayan yang terdampak oleh kebijakan tertentu.
Melalui lukisan ini, AR Tanjung ingin menyampaikan pesan bahwa persatuan adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan zaman. Ia mengajak semua pihak untuk tidak saling merugikan dan lebih bijak dalam menyikapi situasi yang terjadi di sekitar.
Karya ini menjadi pengingat bahwa seni bukan sekadar estetika, tetapi juga alat kritik sosial yang mampu menggerakkan kesadaran kolektif. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News