
First Secretary Media Sociocultural Affairs, Lodya H Mone, menyampaikan bahwa Indonesia berpeluang mengisi 20 hingga 30 persen dari total kebutuhan, atau sekitar 164 ribu hingga 246 ribu tenaga kerja dalam periode lima tahun.
“Pemerintah melihat ada kesempatan ini, Indonesia ingin mengirimkan 20 sampai 30 persen untuk pengisiannya dari total 820 ribu tadi saya coba hitung itu sekitar 164 ribu sampai 246 ribu dalam waktu 5 tahun,” jelas Lodya.
Namun, perlu dipahami bahwa Jepang akan mempekerjakan tenaga kerja asing untuk posisi magang dan Specified Skilled Workers (SSW) atau Pekerja Berketerampilan Spesifik.Khususnya yang lebih banyak didominasi oleh pekerjaan dengan tingkat keterampilan rendah (blue collar).
Lodya mengatakan bahwa Indonesia diharapkan dapat mengirimkan antara 32 ribu hingga 49 ribu tenaga kerja per tahun. Namun, ia juga mengingatkan pengiriman tenaga kerja dengan keterampilan rendah berpotensi memunculkan masalah sosial, khususnya terkait dengan peningkatan kasus kekerasan.
“Nah itu mungkin yang akan menjadi salah satu sumber masalah ke depan. Karena yang dikirim adalah blue collar. Biasanya kan di mana ada tenaga kerja rendah skill, di situ tingkat kekerasan kan berbanding lurus ya,” tambahnya.(red)





