Berikut Sinopsis Attack on Titan Dalam Serial Manga Maupun Anime

JABARNEWS | BANDUNG – Attack on Titan, adalah sebuah seri manga shōnen asal Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Hajime Isayama. Ceritanya berlatar di dunia tempat umat manusia hidup di wilayah yang dikelilingi tiga lapis tembok besar, yang melindungi mereka dari makhluk pemakan manusia berukuran raksasa yang dikenal sebagai Titan. Manga ini dimuat berseri dalam majalah Bessatsu Shōnen Magazine terbitan Kodansha sejak bulan September 2009, dan telah diterbitkan menjadi 34 volume tankōbon per bulan Desember 2020.

Manga ini telah diadaptasi menjadi sebuah seri anime yang diproduksi oleh Wit Studio (musim 1–3) dan MAPPA (musim 4). Musim pertama yang terdiri dari 25 episode ditayangkan sejak bulan April hingga September 2013, diikuti oleh musim kedua sebanyak 12 episode dari bulan April hingga Juni 2017.

Musim ketiga yang terdiri dari 22 episode ditayangkan menjadi dua bagian. 12 episode pertama ditayangkan sejak bulan Juli hingga Oktober 2018 dan 10 episode tersisa ditayangkan sejak bulan April hingga Juli 2019. Musim keempat sekaligus terakhir ditayangkan sejak bulan Desember 2020.

Serial Attack on Titan telah meraih kesuksesan kritis dan komersial. Per bulan Desember 2019, manga ini telah terjual sebanyak lebih dari 100 juta kopi dalam bentuk cetak di seluruh dunia, membuatnya menjadi salah satu seri manga terlaris sepanjang sejarah. Manga ini telah memenangkan beberapa penghargaan, seperti Penghargaan Manga Kodansha, Penghargaan Micheluzzi, dan Penghargaan Harvey.

Baca Juga:  Viral Aksi Perundungan Siswa di Kota Bandung, Disdik: Ayo Bijak Bersosmed

Adaptasi anime-nya diterima dengan baik oleh para kritikus, dan tiga musim pertamanya mendapatkan pengakuan kritis dan pujian terhadap alur cerita, animasi, musik, dan sulih suaranya. Anime-nya juga terbukti sangat sukses di AS dan Jepang, dan meningkatkan popularitas manga ini. Meskipun Attack on Titan juga menjadi populer di negara Asia lainnya, interpretasi politik atas manga ini menimbulkan kontroversi di Tiongkok dan Korea Selatan.

Dilansir dari beberapa sumber berikut sinopsis Attack on Titan :

Dalam suatu sejarah alternatif sekitar 1800 tahun yang lalu, seorang manusia bernama Ymir Fritz berubah menjadi raksasa mirip manusia yang dikenal sebagai Titan, setelah melakukan perjanjian dengan “Iblis dari Seluruh Bumi”. Ymir kemudian mati 13 tahun kemudian sebagai “efek samping dari kekuatan tersebut”.

Kekuatan tersebut diwariskan kepada para putrinya sebelum dibagi kepada sembilan individu yang mendirikan Kekaisaran Eldia. Sang Titan Perintis tetap berada di bawah kendali keluarga Fritz dan mereka kemudian menaklukkan negara Marley dan berkuasa di sana selama 1700 tahun. Namun, seabad sebelum peristiwa dalam cerita utama terjadi, Raja Eldia bernama Karl Fritz kecewa dengan sejarah kelam keluarganya dan mengatur rencana keruntuhan Eldia. Marley kemudian membuat orang Eldia yang tersisa menjadi warga kelas dua sembari mengancam untuk mengasingkan mereka ke Paradis sebagai Titan Murni yang tidak memiliki akal.

Baca Juga:  Ronaldinho Gabung Klub Rafi Ahmad, Lawan Arema FC dan Persik Kediri

Karl membawa sisa warganya ke Pulau Paradis dan menggunakan Titan Kolosal yang tak terhitung jumlahnya untuk mendirikan kota berdinding yang terdiri dari tiga lapis tembok: yang paling luar adalah Wall Maria yang di tengah disebut Wall Rose , terkadang dieja menjadi rosé) dan yang terdalam bernama Wall Shina.

Karl kemudian menggunakan kekuatan Titan Perintis untuk menghapus ingatan sebagian besar orang Eldia. Mereka yang tidak terpengaruh dengan kekuatan tersebut disuap menjadi bangsawan atau dijadikan orang buangan seperti keluarga Ackerman yang melayani keluarga Fritz. Karena kekuatan Titan Perintis, Karl mempengaruhi keturunannya untuk melanjutkan tugasnya memerintah bangsa Eldia di dalam tembok dengan mempromosikan rasa takut terhadap serangan Titan, yang identitas aslinya merupakan orang Eldia yang diubah dan diasingkan oleh Marley di Paradis untuk meneror penduduk pulau itu.

Karena Karl menggunakan kekuatan Titan Perintis untuk melanjutkan tipu muslihat demi mempengaruhi keturunannya, orang Eldia di pulau Paradis percaya bahwa mereka adalah satu-satunya umat manusia yang tersisa di dunia dan menganggap para Titan bertanggung jawab atas teror yang mereka alami. Tidak seperti mereka yang memiliki kekuatan Titan, para Titan Murni nyaris tidak memiliki kesadaran karena mereka menyerang dan memakan manusia yang terlihat secara naluriah.

Kulit mereka keras dan sulit ditembus, dan tubuh mereka beregenerasi dengan cepat dari semua luka yang mereka terima, kecuali pada suatu titik di tengkuk mereka—menyerang bagian tersebut adalah satu-satunya cara untuk membunuh mereka. Bangsa Eldia di Paradis mengembangkan cabang-cabang militer mereka sendiri untuk bertarung melawan para Titan. Cabang paling utama adalah Pasukan Penyelidik yang dengan sukarela berusaha untuk merebut kembali wilayah yang diambil oleh para Titan dan sangat dicemooh di kalangan masyarakat karena memiliki tingkat korban jiwa yang tinggi dan kurang mengalami kemajuan dalam menjalankan misi.

Baca Juga:  Kemenag Rilis 200 Nama Mubalig, UBN Dan Abdul Somad Tak Masuk

Cabang kedua dan yang terbesar adalah Pasukan Siaga , yang menjaga keamanan tembok dan penduduk sipil. Cabang ketiga adalah Polisi Militer , yang menjaga keluarga kerajaan dan menjalani kehidupan yang relatif santai di wilayah dinding terdalam, meskipun keadaan ini pada akhirnya membuat mereka terlibat dalam penipuan, korupsi, dan akal-akalan politik.

Para prajurit menggunakan alat penggenggam besi sekaligus pengikat tubuh yang disebut Alat Manuver Tiga Dimensi . Alat tersebut memungkinkan mereka untuk melompat ke (dan berayun dari) dinding, pohon, atau bangunan terdekat untuk menyerang Titan dengan pedang ganda, serta menggunakan tabung gas untuk mendorong tubuh mereka sendiri. Namun, meskipun peralatan itu menjadi daya tempur utama prajurit baik dari serangan dan pertahanan terhadap para Titan, peralatan tersebut tidak berguna di medan terbuka dan datar seperti tanah lapang.

Penulis: Muhammad Amaludin