“Saya ingin belajar lebih jauh, mencoba keluar dari kebiasaan yang sudah nyaman, dan mengukur sejauh mana saya bisa berkembang,” katanya.
Dalam pandangan Rizki, kuliner bukan sekadar soal kompetisi rasa, melainkan sarana menyampaikan cerita dan pengalaman. Ia melihat makanan sebagai medium komunikasi yang merekam proses, budaya, dan perjalanan personal seseorang di dapur.
Sebagai peserta yang membawa identitas daerah, Rizki berharap pengalamannya di ajang nasional ini dapat menjadi cerminan bahwa pelaku kuliner dari daerah memiliki kapasitas bersaing di level tinggi. Ia juga menekankan pentingnya menjaga keterhubungan dengan akar tempat ia tumbuh.
Perjalanan Rizki Fauzi Purbaya di MasterChef Indonesia Season 13 menunjukkan bahwa pengalaman profesional, keberanian keluar dari zona nyaman, dan konsistensi dalam proses dapat membuka ruang pembelajaran baru, sekaligus membawa nama daerah ke panggung nasional. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





