SBY Tegaskan Pemerintah, BIN, TNI, Dan Polri Harus Netral

JABARNEWS | BOGOR – Ketua Umum Partai Demokrat, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan alasan partainya mengusung pasangan Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi pada Pilgub Jabar 2018, karena kedua sosok ini merupakan tokoh terbaik yang dinilai paling mampu memimpin sekitar 48juta jiwa rakyat Jawa Barat.

Namun ia meminta aparat negara khususnya TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk netral, baik secara institusi maupun personal.

“Keduanya cocok sesuai pikiran saya. Saya yakin keduanya adil dan bikin rakyatnya sejahtera. Keduanya bertekad ingin melanjutkan apa-apa yang sudah baik dan memperbaiki yang belum baik dengan berkesinambungan. Maka saya secara pribadi maupun Partai Demokrat dan juga Parti Golkar mengusung Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi,” papar SBY dalam Konferensi Persnya sebelum melakukan kampanye akbar pasangan Cagub-Cawagub Deddy – Dedi, di Kota Bogor, Sabtu (23/6).

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Scorpio, Berhati-hatilah Dengan Emosi Anda.

Menjelang hari H pencoblosan Pilgub Jabar dan juga Pilkada serentak 2018 pada 27 Juni mendatang, ia meminta seluruh pihak mengikuti sekaligus menjaga jalannya pemilihan berjalan damai dan demokratis, jujur dan adil.

“Kita berharap rakyat meyakini dan memilih pemimpin dengan hati nurani, mereka jangan mau dipaksa atau di bawah tekanan memilih calon yang tidak disukai, dan jangan silau dengan iming-iming, karena nanti menyesalnya selama lima tahun,” tegas SBY.

Harapan lainnya, lanjut dia, negara, pemerintah, BIN, Polri dan TNI harus netral, jangan pernah ada pemihakan terhadap salah satu partai atau calon. Ia pun membandingkan pemerintahkan sekarang dengan masa pemerintahan yang dipimpin dirinya di masa lalu, di mana ia mengaku tidak pernah melibatkan perangkat negara untuk memihak partai politik tertentu termasuk Partai Demokrat yang dipimpinnya.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Hari Ini Cancer, Leo dan Virgo

“Selama 10 tahun saya mengenal BIN, TNI, dan Polri, selama itulah doktrin saya sampaikan agar semuanya netral. Meski dulu saya maju di Capres 2009, dan pada 2014 Partai Demokrat mengalami kesulitan, elektabilitasnya rendah, tapi saya tidak pernah menggunakan kekuatan (pemihakan) itu,” ungkapnya.

Ia memohon pihak lain agar tidak melakukan kecurangan. Menurutnya kecurangan sebagai bentuk ekspresi kekalahan pihak tertentu.

“Biasanya yang panik itu cenderung curang. Tapi kami waspada. Ketidaknetralan elemen oknum BIN, TNI, dan Polri itu ada kejadiannya. Namanya memang oknum, tapi tidak ada anggota atau prajurit yang salah, yang ada adalah komandannya yang keblinger. Maka jangan keliru, kasian sama prajurit dan anggotanya,” tegas SBY.

Baca Juga:  Kepala Sekolah Di Purwakarta Tewas Dikeroyok Diduga Nyelinap Ke Rumah Istri Orang

Namun, lanjut dia, patut dimaklumi sejauh ini tidak ada rakyat yang berani bicara mengungkap segala bentuk kecurangan. Maka dirinyalah yang berani mengungkapkan, apapun risiko yang akan ditanggungnya.

“Mungkin rakyat tidak berani menyampaikan ini, biarlah saya, SBY warga Cikeas Bogor yang menyampaikan. Kalau intelijen ingin menciduk saya, silahkan. Mengapa? Agar BIN, TNI, Polri netral, karena ada kejadiannya. Di Pilkada Jakarta saya terima ada keganjilannya. Selama masa kampanye Ibu Silvana dan suaminya dipanggil Polri, bayangkan,” ungkapnya. (wan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat