Ragam

Sejarah dan Makna Di Balik Larangan Menikah di Bulan Suro

×

Sejarah dan Makna Di Balik Larangan Menikah di Bulan Suro

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi pesta pernikahan.
Ilustrasi pengantin baru. (foto: istimewa)
Ilustrasi pesta pernikahan.
Ilustrasi pesta pernikahan. (foto: istimewa)

Ia menjelaskan bahwa Muharram adalah bulan prihatin bagi anak cucu Rasulullah SAW. Hal ini dikarenakan cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Husain bin Ali bin Abi Thalib, mengalami penganiayaan hingga akhirnya terbunuh. Oleh karena itu, bulan Asyura dianggap sebagai bulan duka.

Baca Juga:  Segera Dilantik Prabowo, 7 Artis Ini Akan Resmi Jadi Kepala Daerah di Jawa Barat

Kiai Marzuki, pengasuh Pesantren Sabiilul Rosyad Malang, menegaskan bahwa seseorang yang mengaku mencintai Nabi tidak pantas mengadakan pesta pada bulan Muharram, termasuk pesta pernikahan. “Marilah kita menjaga adab hati kita,” kata Kiai Marzuki.

Baca Juga:  Ternyata Ini Alasan Kenapa Tidur Sangat Penting Untuk Anak-anak

Menurutnya, para kiai Jawa ingin menghormati dan menjaga hati ahlul bait dan habaib, sehingga mereka membuat aturan untuk tidak mengadakan pesta atau acara besar pada bulan Asyura. Umat Islam tidak pantas bersenang-senang ketika mengingat wafatnya Husain. (red)

Baca Juga:  Mengenali Ragam Gejala Kanker Otak Di Hari Kanker Sedunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pages ( 3 of 3 ): 12 3