Kapolda Jabar: Untuk Ciptakan Kondisi Yang Aman Polri Tidak Bisa Sendiri

JABAR NEWS | PURWAKARTA – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Dr Anton Charliyan mengatakan, untuk bisa menciptakan kondisi yang aman dan kondusif pihak kepolisian tidak bisa kerja sendiri namun perlu adanya peran dari semua kalangan.

Hal tersebut katakan Anton saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muhajirin Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat, Kamis (06/04/2017).

“Untuk menciptakan kondisi yang aman disuatu wilayah Polri harus bekerjasama dengan semua pihak salah satunya dengan para ulama,” kata Anton.

Anton menilai, Jabar merupakan daerah yang religus, sehingga Ia mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Jabar. Sehari sebelumnya, Ia menyambangi pesantren di Kabupaten Karawang.

Baca Juga:  Ridwan Kamil: Pekan Ini Tidak Ada Zona Merah di Jawa Barat

Termasuk soal keamanan dan kondusivitas di Jabar sebagai langkah preventif karena dengan mengunjungi para tokoh masyarakat merupakan salah satu langkah preventif.

“Ulama adalah salah satu tokoh masyarakat yang memiliki peran dan pengaruh besar di Jawa Barat dalam menciptakan kondisi yang aman dan kondusif,” ungkap Anton.

Kapolda juga menyebutkan, polisi tidak bisa bekerja sendiri terlebih dalam menghadapi ancaman ideologi bangsa. Terlebih, sekarang ini banyak yang mengatasnamakan agama demi kepentingan politik dan lainnya.

“Oleh karena itu kepolisian harus bermitra dengan ulama. Kita bersama mengatasi yang namanya intoleransi, radikalisme, hingga terorisme,” ujar Anton.

Anton mengungkapkan saat ini pihaknya sudah membentuk Polisi Santri, yaitu polisi yang memiliki basic agama yang baik dilatih untuk lebih mendalami agamanya. Untuk angkatan pertama ada 300 orang. Di mana di tiap-tiap Polres harus ada 15 personel Polisi Santri.

Baca Juga:  BNN Provinsi Jabar Kunjungi Ponpes Darul Falah Subang

“Salah satu tugas Polisi Santri adalah melakukan syiar atau dakwah, menjadi muazin, imam, atau khatib di masjid. Kami juga sudah membentuk Polwan Guru Ngaji Iqra atau Wanjiqra. Di mana setiap personelnya harus memiliki minimal 20 murid,” ungkapnya.

Sementara itu, KH Marfu Muhyidin Ilyas MA mengapresiasi kunjungan Kapolda ke pesantren-pesantren di Jawa Barat, khususnya ke Al Muhajirin.

Dalam berdakwah, Al Muhajirin memandang pemerintah adalah mitra, karena itu dakwah harus disampaikan dengan ramah dan santun.

Baca Juga:  TB Hasanudin: Jangan Main-main Dengan Politik Sara & Politik Uang Di Pilgub

Marpu menjelaskan kedatangan Kapolda beserta rombongan mampu membangun hubungan solid dengan pesantren sehingga terciptanya ukhuwwah yang baik pula dengan para ulama.

“Pesantren dan kepolisian memiliki kesamaan yaitu menjadi pengayom dan pelindung masyarakat. Tugas polisi itu berat namun mulia. Dan tugas yang berat akan terasa berat bila dikerjakan sendiri, namun akan menjadi ringan apabila ada dukungan dan bantuan, ucapnya,” jelasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Kapolda menyerahkan 750 paket sembako yang akan dibagikan kepada anak yatim dan kaum duafa. Khusus kepada Ponpes Al Muhajirin, Kapolda menyerahkan cenderamata berupa senjata khas Sunda, Kujang. (Zal)

Jabar News | Berita Jawa Barat