Kemenag Membutuh 74 Ribu Guru Agama Baru

JABARNEWS | JAKARTA – Puluhan ribu guru agama tahun ini banyak yang pensiun. Karenanya

Kementerian Agama membutuhkan 74 ribu guru agama baru untuk memenuhi kebutuhan tahun 2018.

Menurut Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Imam Syafii, kebutuhan ini untuk menggantikan ribuan guru yang memasuki masa pensiun.

“Di Jawa Timur saja tahun lalu kehilangan 1.000 guru karena pensiun, belum lagi daerah-daerah lain,” katanya dalam siaran pers dikutip Republika.co.id, Kamis (15/3/2018).

Baca Juga:  Program Sekoper Cinta Resmi Launching di Kabupaten Bekasi

Lanjutnya, Kemenag tengah mengajukan usulan formasi tersebut dan sedang dibahas oleh Komisi VIII DPR RI. Menurut Imam, sampai saat ini jumlah guru agama di Indonesia tinggal 189 ribu menangani 37,8 juta siswa di seluruh penjuru negeri. Artinya rasio satu guru mengajar 200 siswa.

“Kami tengah mengembangkan program Guru Modis, yaitu guru agama yang Moderat, Inovatif, dan Inspiratif. Model ini akan dijadikan alat screening agar guru yang direkrut benar-benar memiliki diferensiasi,” jelasnya.

Baca Juga:  Bercocok Tanam yang Tidak Cocok

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Achmad Zayadi menambahkan, dunia pesantren juga membutuhkan sentuhan pemerintah agar dapat menaikkan kualitasnya.

“Saat ini ada 5 juta santri di berbagai pesantren di Indonesia. Mereka adalah aset pendidikan nasional yang otentik, bukan alternatif makanya harus diperhatikan,” katanya.

Bentuk peningkatan yang dilakukan Kemenag di bidang pendidikan Islam di antaranya dengan membangun pesantren tinggi atau Mahad Aly. Menurut Zayadi, Kemenag telah mewujudkan 29 Mahad Aly di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus ditingkatkan sehingga setiap provinsi memiliki satu Mahad Aly.

Baca Juga:  Mengenang RA Kartini, Enam Penari Di Bandung Menari Tujuh Jam Non-Stop

Dengan alokasi dana yang belum terlalu besar, yaitu mencapai Rp 843 miliar, Zayadi optimistis rencana Kemenag bisa diwujudkan. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat