Polri Belum Temukan Indikasi Tindak Pidana Soal Kedelai Langka di Pasar

JABARNEWS | BANDUNG – Satgas Pangan Polri terus melakukan penyelidikan untuk memastikan tidak ada pelanggaran pidana terkait persediaan dan harga kedelai di pasar kembali normal.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya tindak pidana berupa penimbunan dan permainan harga yang menyebabkan harga kedelai tinggi dan langka

“Tetap diselidiki soal adanya dugaan yang mengakibatkan stok langka dan permainan harga oleh spekulan,” kata Irjen Argo dilansir dari Antara, Kamis (07/1/2021).

Baca Juga:  Sebelum Meninggal, Aktris Hanna Kirana Sempat Berpamitan kepada Ayahnya

Menurut dia, Satgas Pangan terus menganalisis data ketersediaan dan kebutuhan kedelai secara nasional. Selain itu, gudang-gudang importir pun telah dicek dan didata stoknya.

“Satgas Pangan terus berkoordinasi dengan Kemendag dan Kementan mengenai ketersediaan, importasi, dan harga (kedelai) saat ini,” kata mantan Karo Penmas Divhumas Polri ini.

Selain itu, Satgas Pangan juga berkoordinasi dengan pihak asosiasi untuk mengetahui alur distribusi di pusat-pusat produk olahan berbahan dasar kedelai.

Baca Juga:  Media Sosial Turut Sebarkan Informasi, Seminar AMSI Jabar Ungkap Keunggulan Media Online

Argo mencatat ada beberapa faktor yang menyebabkan kelangkaan stok kedelai di pasaran, antara lain sejak pertengahan Oktober sampai dengan Desember 2020, kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga pengiriman harus menggunakan angkutan tujuan negara Singapura dan sering terjadi keterlambatan karena menunggu waktu hingga tersedianya angkutan ke Indonesia.

Selain itu, harga beli kedelai dari negara asal juga mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp6.800 menjadi Rp8.300 per kilogram.

Baca Juga:  Soal Pelaksanaan PSBB, Pemkot Bandung Masih Tunggu Arahan Pemerintah Pusat

Pada awal 2021, harga kedelai mengalami kenaikan dengan kisaran harga mencapai Rp9.000 per kilogram dari semula sekitar Rp7.000 per kilogram.

Sejumlah produsen tahu tempe pun mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1-3 Januari.

Menyikapi hal ini, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengklaim telah menurunkan tim untuk mencari penyebab mogok produksi yang dilakukan oleh produsen tahu tempe. Pemerintah pun menjamin pasokan kedelai akan segera stabil.