1090 Rumah Warga Blanakan Subang Terendam Banjir

JABARNEWS | SUBANG – Setidaknya ada 1090 rumah warga di Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat terendam banjir akibat hujan yang mengguyur wilayah tersebut hingga air Sungai Cijengkol meluap, Kamis (9/1/2020).

Hingga sore hari, sebanyak 895 warga sudah meninggalkan rumah dan memilih dievakuasi ke sejumlah tempat pengungsian seperti Kantor Desa dan Masjid.

“Air sudah masuk ke rumah warga. Mereka sudah dievakuasi ke Kantor Desa, Masjid dan Pos di masing-masing Dusun,” kata Kades Blanakan Isnaeni, dilansir dari laman tintahijau.com, Kamis (9/1/2020).

Baca Juga:  Jabar Puji Penanganan Stunting dan ODF di Kota Bandung

Data yang diperoleh, warga yang mengungsi diantaranya dari Dusun Tanjungsari sebanyak 60 orang, Mekarsari 200 orang, Tanjung Baru sebanyak 150 orang, Karang Jaya sebanyak 200 orang, Karang Mulya sebanyak 100 orang, Kerta Mukti sebanyak 45 orang, Pelelangan sebanyak 65 orang, dan Aula Desa sebanyaK 75 orang.

Kades Isnaeni menjelaskan, dari 895 orang yang dievakuasi, 235 diantaranya merupakan anak-anak dan orang tua sudah mulai sakit.

“Anak-anak dan orang tua sudah ada yang sakit, tapi sudah ditangani tim Kesehatan,” katanya

Baca Juga:  Lokasi SIM Keliling Kota Bandung Hari ini Kamis 30 Juni 2022

Hingga pukul 20.30 WIB, ratusan korban banjir ini belum mendapat bantuan logistik dari Pemerintah Kabupaten. Untuk kebutuhan makan, pihak Pemerintah Desa menyiapkan mie instan, roti dan makanan ringan lainnya serta minuman panas.

Sementara untuk kebutuhan kasur dan selimut bagi ratusan pengungsi, Kades menyatakan, malam ini rencananya akan dikirim dari Dinas Sosial.

Isenaeni menerangkan, hujan di daerah Blanakan terjadi sekitar pukul 03.00 dinihari hingga sore hari. Banjir di Desa Blanakan terjadi sejak pukul 12.00 WIB.

Baca Juga:  Sinergi dan Kolaborasi Jadi Kunci SMAN 1 Lembang dalam Tingkatkan Kompetensi Guru dan Siswa

“Ketinggian airnya variatif, antara 40 centimeter sampai 70 Centimeter. Masuk ke rumah warga,” terangnya   

Air yang mengepung rumah warga itu, berasal dari luapan Sungai Cijengkol. Selain kondisi sungai yang dangkal, intensitas hujan memperparah volume air yang masuk ke pemukiman masyarakat

“Sebenarnya jauh-jauh hari kita sudah lakukan upaya antisipasi, dari mulai pembentukan tim sampai normalisasi. Tapi hujannya kan awet, gak berhenti, ditambah lagi Pintu Air Cijengkol dibuka,” terangnya. (Red)