JABARNEWS | BOGOR – Bupati Bogor Ade Yasin secara tegas mengatakan, warga Bogor harus menyikapi pandemi virus corona secara serius. Bukan hanya untuk pemerintah Kabupaten Bogor melainkan juga berlaku untuk warga masyarakaat.
Ade Yasin mengungkapkan masih banyaknya penumpang kereta rel listrik (KRL) mengarah ke Jakarta, tapi dengan tujuan yang tidak penting alias tak jelas.
“Kalau yang gaK jelas ngapain diizinkan, ketika saya turun ke lapangan kan masih banyak orang yang mau ke Jakarta dengan alasan tidak jelas,” ungkapnya.
Ia ingin PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperketat pembatasan penumpang KRL. Terlebih setelah mengetahui ada tiga dari 325 penumpang KRL yang mengikuti tes swab di Stasiun Bogor beberapa waktu lalu dinyatakan positif COVID-19.
“Kalaupun pemerintah tetap memutuskan KRL beroperasi, tentunya pembatasan penumpang harus diperketat atau seleksi dengan menunjukan kartu identitas tempatnya bekerja (bekerja di delapan sektor yang dikecualikan),” katanya.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa rata-rata pasien positif terinfeksi virus corona COVID-19 yang berdomisili di Kabupaten Bogor lantaran tertular virus di KRL.
“Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL dan dari data yang ada rata-rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta,” kata Ade Yasin.
Oleh sebab itu, Ade Yasin menyayangkan langkah pemerintah pusat yang tetap mengoperasionalkan KRL di tengah penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta serta Bogor, Depok, dan Bekasi. (Red)