Warga Bosan Di Rumah Mulai Padati Wisata Curug Ciputrawangi

JABARNEWS | SUMEDANG – Sejumlah wisatawan tampak mulai ramai memadati tempat wisata di wilayah Curug Ciputrawangi di Desa Narimbang Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat di situasi new normal atau Adaptasi kebiasaan Baru per 9 Juni 2020 lalu.

Menurut seorang pedagang di Curug Ciputrawangi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pengunjung mulai ramai hanya beberapa hari sejak mulai diberlakukan kebijakan AKB. Itupun, hanya hari Sabtu dan Minggu atau hari libur.

“Sebelumnya, saat diberlakukan kebijakan PSBB wisata Curug Ciputrawangi sendiri ditutup. Otomatis tidak ada pengunjung meski libur Hari Raya Idul Fitri,” jelasnya.

Baca Juga:  Polemik Pengangkatan Ahok Jadi Bos BUMN

Dia menuturkan dengan diberlakukan AKB, perekonomian warga kembali mulai hidup, terutama untuk para pedagang di sekitar Curug Ciputrawangi.

“Sejak pandemi covid-19 melanda, Alhamdulillah mulai ramai lagi meskipun tidak seramai liburan Hari Raya Idul Fitri tahun tahun sebelumnya,” tutupnya.

Sementara itu, salah satu aparat Desa Narimbang Endi menagatakan para pengunjung, banyak yang datang dari sekitar Kecamatan Conggeang, Buahdua dan Paseh. Bahkan, ada yang datang dari luar Kabupaten Sumedang.

Baca Juga:  Inilah 5 Negara Tetangga RI Dengan Nol Kasus Kematian Covid-19

“Untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19, pihak pengelola dan aparat Pemerintah Desa Narimbang menyediakan protokol kesehatan sebelum masuk ke lokasi Curug Ciputrawangi. Seperti pemeriksaan suhu di pintu masuk, kemudian pengunjung diharuskan mencuci tangan dan menjaga jarak,” ujarnya.

Endi menjelaskan, Wisata Curug Ciputrawangi merupakan salah satu tempat wisata unggulan yang banyak dikunjungi. Jadi, protokol kesehatan harus betul betul dilaksanakan walaupun cukup sulit.

Baca Juga:  Ramai Pengunjung, Bandung Zoo Perketat Pengawasan Protokol Kesehatan

“Sangat riskan apabila protokol kesehatan tidak ditempuh di wilayah Curug Ciputrawangi karena banyaknya pengunjung yang datang. Jadi, kami benar benar menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya.

Tak sedikit masyarakat, lanjut Endi, yang menganggap new normal itu kembali ke kondisi normal sebelum pandemi. Padahal, istilah itu berarti, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa tapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Masyarakat juga harus paham virus corona masih menjadi ancaman. (Red)