Begini Cerita dr Mohamad Lutfi Usai Disuntikan Vaksin

JABARNEWS | CIREBON – dr. Mohamad Luthfi selaku Ketua II Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Barat. Menjadi salah satu perwakilan dokter saat pelaksanaan tahap satu vaksinasi perdana beberapa waktu lalu di Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung.

Usai dilakukan vaksin, ia menceritakan bahwa setelah dilakukan vaksinasi secara langsung dirinya tidak merasakan keluhan yang berarti.

“Sebenarnya tidak ada keluhan apapun setelah di vaksin. Saat disuntik juga tidak terlalu nyeri,” kata dia saat ditemui di Kantor PMI Kabupaten Cirebon, Selasa (19/01/2021).

Baca Juga:  Cegah Pemudik, Pemkab Majalengka Bangun 11 Posko Penyekatan dan Perketat Perbatasan

Namun. Lanjut Luthfi, setelah dua jam dari proses penyuntikan, dirinya baru mulai merasakan pegal-pegal di daerah bekas suntikan di bagian lengan sebelah kiri.

“Tapi setelah itu satu dua jam berikutnya sudah hilang lagi. Terus demam nggak ada, gatal-gatal gak ada, tidur malam hari juga biasa saja. Cuma agak ngantuk sedikit, tapi tidak berlebihan,” katanya.

Ia juga menjelaskan, hanya titer antibodi itu akan optimal tiga bulan setelah dilakukan proses penyuntikan yang kedua. Jadi selama periode itu memang diharuskan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga:  Polda Jabar Siapkan 106 Titik Penyekatan, Tak Bawa Ini Akan Diputar Balik

“Suntik yang kedua, rencananya tanggal 28 Januari nanti,” katanya.

Dirinya berpesan khusus bagi tenaga dokter dan tenaga kesehatan serta masyarakat. Jika melihat dari sisi keamanan, efektifitas, sudah diterbitkan emergency use authorization atau otoritas penggunaan darurat dari BPOM yang berwenang dalam mengeluarkan izin edar obat atau vaksin.

“Dari MUI sendiri juga sudah menyatakan halal, jadi saya rasa vaksinasi ini aman, cukup efektif dan halal. Jadi kita tidak perlu takut atau khawatir dengan vaksinasi,” katanya.

Baca Juga:  Bupati Purwakarta Apresiasi Kepolisian Ungkap Keberadaan Lahan Ganja Di Sukasari

Dia juga menjelaskan, sesuai data yang ada, efektivitasnya vaksin sudah mencapai 65,3 persen. Maka jika melihat efikasi vaksin tersebut, terlebih lagi standar WHO diatas 50 persen dan vaksin sinovac sudah cukup sesuai standar.

“Memang idealnya kan semakin tinggi semakin bagus, tapi dengan angka segitu pun sudah melebihi ambang batas yang disyaratkan oleh WHO,” katanya.

Penulis: Abdul Rohman