Daerah

Dua Pekan, Korban Meninggal Dunia karena Covid-19 di Kota Bogor Ada 23 Orang

×

Dua Pekan, Korban Meninggal Dunia karena Covid-19 di Kota Bogor Ada 23 Orang

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS I BOGOR – Dalam sepekan terakhir, korban meninggal dunia karena Covid-19 di Kota Bogor mencapai 10 orang. Pada pekan sebelumnya, bahkan tercatat sampai 13 orang yang meninggal dunia karena Covid-19.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sabtu (26/2/2021), terdata 2 korban meninggal dunia karena Covid-19. Kemudian, 8 korban meninggal dunia karena Covid-19, dalam tiga hari sejak Minggu (21/2/2021) sampai Selasa (23/2/2021).

Baca Juga:  Dihadiri Pimpinan Partai, Yadi Rusmayadi Mantap Jadi Bupati Purwakarta

Pada pekan sebelumnya juga terdata ada 13 korban meninggal dunia karena Covid-19. Kematian pasien positif Cpvid-19 itu terjadi berturut-turut selama lima hari, sejak Selasa (16/2/2021) sampai Sabtu (20/2/2021).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, pasien positif yang meninggal dunia umumnya dengan gejala berat dan memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid menahun.

Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor pada Sabtu (27/2/2021) ada sebanyak 101 kasus, sehingga akumulasi kasus positif seluruhnya menjadi 11.961 kasus

Baca Juga:  Truk Adu Banteng Dengan Honda Beat di Purwakarta, Satu Orang Tewas

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya, Rabu (17/2/2021), menyatakan bahwa penularan Covid-19 di Kota Bogor masih didominasi dari klaster keluarga dan klaster luar kota.

“Artinya, warga yang memiliki mobilitas ke luar kota atau masuk ke Kota Bogor, dapat menulari keluarga dan membuat kasus klaster keluarga meningkat, sehingga kuncinya menekan mobilitas warga,” katanya.

Baca Juga:  Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Luncurkan Jaramba, Apaan tuh?

Menurut Bima Arya, orang berusia lanjut atau lansia berusia 70 tahun ke atas, umumnya adalah orang-orang yang pergaulannya hanya di rumah dan lingkungan sekitarnya.

“Kalau mereka tertular Covid-19, maka ada anggota keluarga atau pendatang yang memiliki mobilitas keluar kota atau dari luar kota yang kemungkinan besar menularkannya,” katanya. (Red)

Tinggalkan Balasan