Pengguna GeNose C19 Diminta Tak Memakan Jengkol dan Durian, Kenapa?

JABARNEWS | JAKARTA – Ketua pengembang GeNose C19, Kuwat Triyana meminta kepada pengguna alat skrining ciptaannya itu tidak memakan jengkol, atau makanan berbau menyekat serupa lainnya. Sebab, bisa memicu kacaunya hasil pemeriksaan.

GeNose C19 bekerja dengan mendeteksi senyawa yang dihembuskan napas. Artinya, jika pasien memakan makanan berbau menyekat sebelum melakukan pemeriksaan, kemungkinan hasil yang dideteksi oleh GeNose C19 tidak akurat.

Baca Juga:  Puskesmas di Kota Depok Buka 24 Jam Selama Libur Natal dan Tahun Baru

“Satu jam atau terpaksanya itu 30 menit sebelum dites itu jangan makan makanan yang aromanya itu keras. Seperti misalnya jengkol, pete, durian, kopi, ngerokok,” jelas Kuwat.

GeNose C19 merupalan alat skrining Covid-19 yang berhasil diciptakan oleh tim ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Berbeda dengan alat rapid test lainnya, GeNose C19 menggunakan senyawa yang dihembuskan melalui napas pasien untuk mendeteksi infeksi virus.

Baca Juga:  Sandiaga Uno Datangi Ridwan Kamil ke Kota Bandung, Bahas Soal Ini

Untuk menggunakan GeNose C19, pasien hanya perlu menghembuskan nafas atau meniup ke dalam plastik yang telah disediakan. Sampel nafas tersebut kemudian dimasukkan ke Sensing Unit yang terdiri dari beberapa puluh sensor udara.

Baca Juga:  Mengenal Mantan Kapolda Jabar Komjen Ahmad Dhofiri, Sang Pemimpin Sidang Etik Ferdy Sambo

Setelah itu, dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) yang telah disematkan ke dalam GeNose, secara otomatis akan mendeteksi partikel atau VOC (Volatile Organic Compound) yang dikeluarkan secara spesifik oleh pengidap Covid-19.

“Alat ini mampu mengidentifikasi VOC seperti seekor anjing yang bisa membedakan bau dari orang berbeda,” jelas Tim GeNose UGM, Dian K. Nurputra. (Red)