Awas! Kandungan Berbahaya Ini Ternyata Bisa Sebabkan Ketidaksuburan

JABARNEWS | BANDUNG – Kandungan Berbahaya yang Bisa Menyebabkan Ketidaksuburan dan Perlu Dihindari Masalah ketidaksuburan merupakan suatu hal yang menjadi masalah bagi banyak orang di masa sekarang.

Kandungan Berbahaya, terdapat Faktor lain yang juga bisa menyebabkan ketidaksuburan ini adalah usia. Walau begitu, terdapat sejumlah kandungan di sekitar benda sehari-hari yang kadang tidak kita sadari menyebabkan ketidaksuburan ini.

Berikut beberapa kandungan berbahaya yang bisa sebabkan ketidaksuburan yakni:

Baca Juga:  Seorang IRT di Labuhanbatu Nekat Lanjutkan Usaha Suaminya Jualan Narkoba

Pertama. Kafein – Secara mengejutkan, kafein bisa menekan aktivitas otot pada tuba falopi yang membawa telur dari ovarium ke rahim. Konsumsi kopi juga bisa berdampak negatif pada estrogen.

Dampak kopi pada estrogen ini bisa berujung terjadinya endometriosis yang menyebabkan ketidaksuburan. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi kafein baik berupa kopi, teh, minuman bersoda, minuman berenergi, serta cokelat.

Baca Juga:  Hama Tikus Menggila, Dinas Pertanian Karawang Akan Gelar Gropyokan

Kedua. Aspartam – Kandungan aspartam pada pemanis buatan merupakan hal yang harus dihindari jika bertekad hamil. Kandungan aspartam ini merupakan zat tambahan pada makanan.

Hampir semua makanan dengan label ‘diet friendly’ maupun ‘sugar free’ biasanya memiliki kandungan aspartam di dalamnya. Kandungan ini bisa mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan ketidaksuburan, serta menyebabkan terjadinya PCOS.

Baca Juga:  Lautan Pendemo yang Menolak Omnibus Law di Purwakarta Jadi Tontonan Warga

Ketiga. Triklosan – Sebagian besar sabun, detergen, pasta gigi, serta sabum mandi anti bakteri memiliki kandungan triklosan. Kandungan ini bisa meningkatkan risiko ketidaksuburan dan menyebabkan pubertas dini.

Kandungan triklosan ini juga menyebabkan gangguan pada fungsi hormon endokrin. Triklosan bisa berdampak pada hormon reproduksi dan menekan produksi alami estrogen serta berdampak pada siklus menstruasi dan ovulasi. (Red)