JABARNEWS | CIREBON – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyebut keterlibatan anak dalam aksi unjuk rasa di sejumlah daerah terjadi karena ajakan menyesatkan melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
Ia menjelaskan banyak pelajar tidak mengetahui tujuan sebenarnya saat berada di lokasi aksi. Informasi yang diterima justru berupa ajakan untuk menonton konser musik atau pertandingan sepak bola.
“Dari penjajakan yang kami lakukan, jadi mereka lewat WhatsApp itu informasinya mau diajak nonton konser, mau diajak nonton pertandingan sepak bola, tetapi ternyata mereka diturunkan di tempat itu (lokasi aksi),” kata Arifah saat berada di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (9/9/2025).
Menurutnya, pola ajakan semacam ini membuat anak-anak mudah terbujuk tanpa memahami risiko yang dihadapi ketika berada di tengah kerumunan massa.
Arifah menegaskan Kementerian PPPA langsung berkoordinasi dengan dinas PPPA di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta bekerja sama dengan kepolisian, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan sejumlah instansi terkait untuk melakukan pendataan.