Daerah

Petani Jagung Bengkayang Berdaya, PT Pangan Merah Putih Ubah Panen Jadi Harapan Baru

×

Petani Jagung Bengkayang Berdaya, PT Pangan Merah Putih Ubah Panen Jadi Harapan Baru

Sebarkan artikel ini
Petani Jagung Bengkayang Berdaya, PT Pangan Merah Putih Ubah Panen Jadi Harapan Baru
Setiap suara mesin di pabrik PT Pangan Merah Putih menandai langkah baru menuju swasembada jagung Indonesia.

JABARNEWS. | BANDUNG – Di tengah hamparan hijau ladang jagung di Kabupaten Bengkayang, berdiri megah sebuah pabrik baru yang jadi kebanggaan warga Kalimantan Barat. Bukan sekadar bangunan industri, PT Pangan Merah Putih (PT PMP) adalah simbol harapan baru bagi petani dan cita-cita besar Indonesia untuk mandiri pangan. Diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, pabrik ini membawa semangat modernisasi ke jantung pertanian lokal—mengubah butiran jagung menjadi bukti nyata kemandirian bangsa.

Dari Ladang ke Pabrik Modern

Sejak berdiri pada Mei 2025, PT Pangan Merah Putih menjadi bagian dari program strategis nasional di sektor pertanian. Fokusnya jelas: memperkuat komoditas jagung dan memperpendek rantai pasok antara petani dan industri pangan nasional.

Fasilitas pabrik ini tak main-main. Ada unit pengering (dryer) dan gudang penyimpanan berkapasitas besar yang mampu menampung hasil panen dalam jumlah masif. Dengan sistem ini, jagung dari petani lokal bisa diproses cepat dan memenuhi standar mutu industri pakan ternak maupun pangan nasional.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya langkah ini saat meresmikan pabrik pada 5 Juni 2025.

Baca Juga:  Bupati Kuningan Optimistis Pertanian Jadi Pilar Ekonomi Daerah

“Ketahanan pangan adalah kunci kemandirian bangsa. Kita harus mampu produksi sendiri, dari rakyat untuk rakyat,” ujar Prabowo dengan tegas.

 

Ucapannya menjadi penanda arah baru bagi daerah-daerah penghasil pangan di seluruh Indonesia—mulai dari desa, bergerak ke industri nasional.

Setiap Ton Jagung, Langkah Menuju Kemandirian

Begitu mesin pabrik mulai berputar, hasilnya langsung terasa. Sejak beroperasi penuh, PT PMP telah memproduksi 122.822 kilogram atau 122,8 ton jagung pipil kering. Kandungan airnya stabil di 14%, dan kadar aflatoksinnya di angka 20 ppb, sesuai standar nasional.

Semua hasil panen itu langsung diserap oleh Bulog Cabang Singkawang. Langkah ini menandakan bahwa mutu jagung dari Bengkayang sudah diakui dan siap memasok kebutuhan industri pangan dan pakan nasional.

Prosesnya pun ketat dan berteknologi tinggi. Pengeringan dilakukan dengan sistem vertikal, kadar air dikontrol hingga titik ideal, lalu jagung melewati tahapan kontrol mutu berlapis. Setiap butir jagung yang keluar dari pabrik dijamin stabil, bersih, dan tahan simpan lama.

Kepala Pabrik PT PMP, M. Ryan Pratama, S.T., menjelaskan bahwa pabrik kini beroperasi stabil dan terus memperbesar kapasitasnya.

Baca Juga:  Garut Gaungkan Ketahanan Pangan, 40 Hektare Lahan Ditanami Jagung Serentak

“Kami berkomitmen menjaga kualitas dan kuantitas produksi sesuai visi pemerintah. Target kami adalah menjadikan Bengkayang pusat pengolahan jagung unggulan di Kalimantan Barat,” ujarnya pada 18 Oktober 2025.

Dampak Nyata untuk Petani dan Ekonomi Lokal

Kehadiran PT PMP bukan hanya tentang mesin dan angka produksi. Lebih dari itu, ia membawa napas baru bagi petani jagung Bengkayang. Melalui kemitraan langsung, petani kini punya akses ke pabrik pengeringan dan pasar penyerapan hasil panen dengan harga kompetitif.

Dampaknya terasa cepat. Petani tak lagi bingung mencari pembeli. Hasil panen yang dulu hanya menggunung di gudang, kini langsung terserap pabrik. Uang berputar di desa, pekerjaan bertambah, dan semangat bertani pun tumbuh lagi.

Selain membantu petani, pabrik ini juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Aktivitas ekonomi kecil ikut hidup—mulai dari transportasi hasil panen, jasa logistik, hingga warung-warung di sekitar kawasan industri. Perlahan, Bengkayang menjelma menjadi pusat agribisnis baru di perbatasan Kalimantan.

Dari Bengkayang untuk Indonesia

Langkah PT PMP ini sejalan dengan strategi besar pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto: membangun kemandirian pangan nasional melalui modernisasi pertanian. Pabrik-pabrik serupa kini tengah dikembangkan di berbagai daerah, dengan tujuan mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat daya saing komoditas lokal.

Baca Juga:  Melirik MRP Dalam Pendampingan Pasien Warga Purwakarta yang Kurang Mampu

Bengkayang menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi pemerintah dan sektor swasta bisa berjalan efektif. Dengan sistem terintegrasi dari hulu ke hilir, daerah ini kini dikenal sebagai model industri pangan berkelanjutan di luar Pulau Jawa.

Ke depan, PT PMP menargetkan untuk menyerap ribuan ton jagung petani lokal setiap tahun. Jika tren positif ini terus berlanjut, Kalimantan Barat berpeluang menjadi salah satu lumbung jagung nasional baru.

> “Kami ingin berkontribusi langsung terhadap cita-cita Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada jagung dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Setiap ton jagung yang kami hasilkan adalah langkah menuju kemandirian bangsa,” tutup M. Ryan Pratama.

Bengkayang kini bukan sekadar penghasil jagung. Ia menjadi simbol transformasi pangan Indonesia — dari lahan sederhana menuju industri modern yang menanam kemandirian di setiap butir hasil panennya.(Red)