Ruhli juga mengungkapkan bahwa sumber anggaran perbaikan tidak hanya dari APBD, tetapi juga dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Bantuan Keuangan Provinsi (Bankeuprov), serta pengajuan ke program CSR dari berbagai pihak.
Pihaknya bahkan telah mengajukan bantuan DAK tahun 2025 senilai minimal Rp60 miliar untuk mendukung pembangunan ruang kelas rusak berat.
“Harapan kami setiap tahunnya jumlah ruang kelas yang rusak terus menurun. Kami terus berupaya mengajukan anggaran, termasuk ke pusat dan provinsi,” tegas Ruhli.
Ruhli juga menyampaikan harapannya agar dengan kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memprioritaskan sektor pendidikan, Kabupaten Cianjur mendapat tambahan alokasi anggaran yang signifikan untuk mempercepat perbaikan sekolah.
“Kami berharap Jabar memberi perhatian lebih, agar target pembangunan ratusan ruang kelas dapat terealisasi di tahun 2025,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News