Banjir Kepung Bandung, Ahli ITB: Harus Ada Perhitungan Drainase

JABARNEWS | BANDUNG – Kota Bandung dan sekitarmya dihadapkan pada permasalahan banjir yang masih terus terjadi. Data dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung, setidaknya ada 66 wilayah di yang terdampak.

Banjir di Kota Bandung tersebut turut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di sekitar Bandung Raya, setiap sore sampai malam sejak dua hari terakhir ini. Termasuk pada Jumat (25/12/2020).

Kejadian banjir yang paling menonjol ialah di Jalan Pasteur (Dr Djundjunan), dengan ketinggian hingga 50 cm. Di wilayah lain juga terjadi luapan air yang memasuki rumah warga maupun menggenangi jalanan.

Baca Juga:  Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon Capai 70 Persen, Bagaimana dengan Lansia?

Pengamat Tata Kota Institut Teknologi Bandung (ITB), Denny Zulkaidi menilai, upaya pemerintah daerah di Bandung Raya belum maksimal dalam mengatasi banjir. Termasuk di antaranya Pemerintah Kota Bandung.

Salah satu indikator yang bisa dilihat adalah bahwa air tetap menggenang sampai beberapa jam. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan dalam penanganan masalah banjir.

Baca Juga:  Tabungan Siswa SD di Pangandaran Tak Kunjung Cair, Ternyata Dipakai Guru untuk Ini

Apalagi, kawasan cekungan yang membuat limpasan air di Kota Bandung semakin banyak. Kalkulasi ulang mengenai potensi volume dan wilayah yang rawan perlu dilakukan.

“Dinas PU harus punya perhitungan baru kebutuhan atau penyediaan drainase, menambah sumur resapan, biopori atau kolam retensi, karena yang penting itu kapasitasnya supaya mampu menampung jumlah debit air,” kata Denny, Jumat (25/12/2020).

Di sisi lain, analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hujan lebat yang terjadi kemarin tidak terlepas dari melambatnya pola angin, sehingga awan hujan terkumpul di Bandung Raya.

Baca Juga:  Hendak Selamatkan Temannya, Seorang Wisatawan Kembali Tenggelam di Pantai Pangandaran

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya lebih menyoroti potensi hujan dengan intensitas tinggi akibat cuaca ekstrem masih bisa terjadi kembali.

“Hingga Januari 2021 wilayah Jawa Barat bakal  dilanda musim hujan. Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” tegas dia.

Penulis: Yoyo W