JABARNEWS | KOTA CIREBON – Masyarakat di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon sangat terganggu dengan debu-debu hasil bongkar muat batu bara yang terjadi di Pelabuhan Cirebon. Apalagi ditambah cuaca panas dan angin yang kencang, menyebabkan debu-debu beterbangan dan mengganggu kenyamanan masyarakat.
Ketua Pelaksana Forum Panjunan Bersatu, Hery Pramono mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat keluhan, bahkan sudah kali ketiga kepada pihak Pelindo II dan KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Cirebon. Namun, tidak ada tanggapan sama sekali.
’’Alasannya karena general managernya masih penjabat sementara (Pjs). Dan juga, setiap dua jam sekali ada penyiraman untuk mengurangi debu,’’ jelasnya, Sabtu (15/9/2018).
Hery mengaku, pihaknya tidak dipedulikan sama sekali pihak KSOP dan Pelindo II terkait surat keluhan tersebut. Untuk itu, jika tidak ada tanggapan sama sekali, maka pihaknya akan mengajukan surat keluhan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI terkait permasalahan debu batu bara.
Hery menyampaikan masyarakat hanya menginginkan minimalisasi debu batu bara saja. Seperti penyiraman yang dilakukan sebanyak satu jam sekali. Dan juga, aktivitas bongkar muat batu bara hanya dilakukan di satu dermaga saja, bukan di semua dermaga.
’’Kami hanya ingin debu-debu hasil batubara diminimalisir saja,’’ pungkasnya.
Sementara itu, Sholeh Bajri salah satu masyarakat menyatakan kompensasi yang diberikan kepada masyarakat merupakan kewajiban perusahaan. Namun, masyarakat meminta agar ada upaya dari Pelindo dan KSOP untuk meminimalisasi debu yang berterbangan ke masyarakat.
’’Selama Pelindo melakukan penyiraman debu dapat diminimalisasi, namun sekarang sudah tidak lagi di laksanakan sehingga pada saat bongkar dari tongkang debu berterbangan ke kawasan masyarakt dan lokasi pendidikan dan fasilitas umum lainnya.”ungkapnya (One)
Jabarnews | Berita Jawa Barat