Dedi pun tampak heran, mengingat banyak kritik terhadap programnya yang dianggap seharusnya membawa anak-anak nakal ke pesantren, bukan ke barak militer.
“Ada yang usul katanya harus dikirim ke pesantren anak-anak itu agar menjadi baik. Tapi kamu yang di pesantren malah kabur lagi, sama saja,” ujar Dedi.
Dedi menegaskan bahwa sang anak tahu akan mendapatkan berbagai pelatihan fisik dan kedisiplinan di barak militer. Ia juga memastikan bahwa izin dari orang tua telah diberikan.
“Di sini akan ada latihan. Ibu yang merintah? Disetujuin?” tanya Dedi, yang kemudian dibalas anggukan oleh si anak.
Sementara itu, program pembinaan siswa bermasalah di barak TNI ini menuai kontroversi dan bahkan dilaporkan ke Komnas HAM oleh pengacara Adhel Setiawan dari kantor hukum Defacto & Partners Law Office.