“Fasilitas wajib dipelihara, dari perawatan infrastruktur, kebutuhan listrik, hingga kebersihan. Semuanya harus menjamin kelayakan operasional penerbangan,” ujarnya.
Listrik disebut sebagai salah satu komponen pengeluaran terbesar. “Penggunaan listrik sudah ditekan, tapi tetap bisa mencapai Rp900 juta sampai Rp1 miliar per bulan,” kata Singgih.
Belum termasuk biaya untuk gaji sekitar 160 karyawan yang bertugas menjaga operasional bandara tetap berjalan.
Singgih menambahkan, jumlah karyawan BIJB bahkan masih di bawah rata-rata bandara dengan standar internasional.