Dedi juga menyoroti bahwa akar masalah banjir di Jakarta bukan hanya persoalan lokal DKI, tetapi justru berawal dari kerusakan lingkungan di hulu, yakni wilayah Bogor.
“Ancaman bencana Jakarta itu problemnya ada di Bogor, terutama Puncak dan Megamendung. Kalau Bogor selesai, Jakarta juga akan selesai. Kembalikan Bogor jadi daerah resapan air. Gunung jangan diganggu,” katanya.
Ia mengajak seluruh pihak untuk mengurangi ambisi ekspansi ekonomi di kawasan-kawasan hijau seperti Puncak. Dedi menyerukan agar pembangunan lebih berlandaskan prinsip keberlanjutan dan restorasi ekosistem.
“Mari kita kembalikan fungsi alam. Jangan hanya pikirkan keuntungan. Ini akan lebih bermanfaat bagi warga Jabar dan DKI dalam jangka panjang,” ujarnya.
Sementara itu, terkait bangunan-bangunan di Puncak yang telah disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) namun belum dibongkar, Dedi menjelaskan prosesnya masih tertahan oleh faktor legalitas lahan. Beberapa bangunan diketahui berdiri di atas lahan bersertifikat dan mengantongi izin resmi.