“Tata ruang kita harus kembali membuka ruang-ruang alam, supaya manusia bisa merasakan ketenangan dalam menjalani kehidupannya,” ucapnya.
Selain itu, Dedi menyinggung pentingnya mengurangi penggunaan material bangunan berbahan semen dan batu demi menekan eksploitasi alam secara berlebihan.
Sebagai alternatif, ia mendorong pemanfaatan bambu sebagai material bangunan berkelanjutan.
“Membangun itu jangan hanya soal kekuatan, tapi juga efisiensi dan keberlanjutan. Bambu bisa menjadi pilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan,” kata Dedi.
Sebagai bentuk nyata, ia mengungkapkan rencana pembangunan sekolah berbahan dasar bambu yang ditargetkan mulai dibangun tahun ini.
Langkah-langkah ini, kata Dedi, merupakan bagian dari visi pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mempertimbangkan aspek fisik, tetapi juga budaya dan keseimbangan lingkungan. (kom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News