Lebih jauh, Dedi Mulyadi menilai program barak militer justru membawa dampak positif bagi pelajar.
Ia menyebut telah terjadi penurunan kasus tawuran dan perubahan perilaku siswa yang lebih disiplin serta aktif dalam kegiatan sekolah.
“Hari ini saya juga bersyukur, di berbagai tempat terjadi penurunan. Anak-anak mulai bersekolah dengan baik, tawuran mulai menurun, kemudian juga anak-anak sudah senang berjalan kaki. Ini kan sebuah sinyal bahwa sebuah kebijakan akan berhasil manakala dijalankan secara sinergis,” jelas Dedi Mulyadi.
Sebelumnya, KPAI melaporkan temuan indikasi intimidasi terhadap siswa di salah satu lokasi pelatihan barak militer di Purwakarta. Dalam laporan itu disebutkan ada siswa yang dikirim ke barak tanpa alasan yang jelas.
KPAI juga mencatat tiga sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah tersebut tidak memiliki guru Bimbingan Konseling (BK), padahal program seperti ini seharusnya didasarkan pada rekomendasi atas pelanggaran seperti merokok atau terlibat tawuran.