Sementara itu, Ketua DPC GMNI Cianjur, Agus Rama Tunggara, menilai empat kasus keracunan yang terjadi merupakan bukti lemahnya implementasi program pusat di daerah. Ia meminta agar program dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi.
“Hentikan dulu sementara programnya selama proses evaluasi. Jangan sampai anak Cianjur terus jadi korban dan akhirnya trauma menolak program yang sebenarnya sangat baik,” ujarnya.
Agus juga mendesak adanya kompensasi bagi siswa korban keracunan serta pendampingan psikologis. Bahkan, ia menyatakan pihaknya siap menggelar aksi unjuk rasa jika evaluasi menyeluruh tidak segera dilakukan.
Sebagaimana diketahui, hingga kini sudah empat kasus keracunan MBG terjadi di Cianjur. Kasus terbaru terjadi di Kecamatan Cugenang, di mana sekitar 36 siswa dari dua sekolah mengalami keracunan setelah menyantap MBG. Seluruh korban telah mendapat penanganan medis di puskesmas setempat. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
									




