Penjabat Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Buntet, KH Aris Ni’matullah, menyampaikan bahwa perjuangan Kiai Abbas dilandasi oleh keikhlasan tanpa mengharapkan imbalan.
“Kiai Abbas sendiri tidak berkenan dengan gelar pahlawan nasional itu. Seperti orang tua yang memberikan jiwa raganya untuk anak,” ujar Aris.
Anggota TP2GD Mohammad Fathi Royyani menyebutkan bahwa dokumen pendukung yang dikumpulkan sudah sangat memadai, termasuk sumber dari arsip Belanda hingga surat kabar asing.
“Namanya diabadikan untuk gedung, masjid, perpustakaan, hingga Asrama Haji. Bahkan dokumen dari New York Times pun ada,” katanya.
Menurut Prof. KH Asep Saifuddin Chalim, kelengkapan data mengenai Kiai Abbas bahkan melampaui kandidat pahlawan nasional lainnya yang tengah dipertimbangkan. (trn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News