Lebih lanjut, Erwin mengingatkan bahwa menjadi pemimpin bukan soal jabatan semata, tetapi soal tanggung jawab moral. Ia menyebut tiga kecerdasan utama yang harus dimiliki calon pemimpin: intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ).
“Pemimpin adalah orang yang bertindak untuk kemaslahatan umat. Rasulullah SAW memberi contoh lewat empat sifatnya: fathonah, shidiq, tabligh, dan amanah,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya nilai keadilan, toleransi, keseimbangan, dan keberanian dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Tanpa keadilan dan kejujuran, katanya, demokrasi hanya akan menjadi sandiwara.
Tak hanya itu, Erwin mendorong agar ruang partisipasi publik dibuka seluas-luasnya baik lewat pemilu, musyawarah publik, pengawasan sosial, hingga kebebasan berserikat dan menyampaikan pendapat.
“Jangan biarkan politik hanya diisi oleh mereka yang haus kekuasaan. Politik harus diisi oleh orang-orang baik dan berintegritas,” ungkapnya.