Sementara itu, dari UniSHAMS, Prof. Dr. Ahmad Rozelan Bin Yunus menekankan pentingnya pertukaran dosen dan mahasiswa sebagai bagian dari kerja sama jangka panjang.
“Konferensi ini membantu kita memahami potensi kolaborasi dalam keragaman,” tuturnya.
Dari Indonesia, Prof. Drs. Adi Fahrudin, S.Psi., M.Soc.Sc., Ph.D. (Universitas Bhayangkara Jakarta Raya) mengangkat isu penting dalam seminar, yakni “Psychosocial Resilience” atau ketahanan psikososial.
“Kita harus menyadari bahwa perpaduan antara masalah kesehatan mental dan kesulitan ekonomi sangat berdampak, khususnya pada kelompok marginal,” ungkapnya.
Prof. Adi menekankan pentingnya kolaborasi akademik dalam menghasilkan kebijakan dan solusi nyata bagi kelompok rentan yang seringkali terpinggirkan dari akses bantuan.
Dengan penyelenggaraan seminar ini dan terjalinnya kerja sama internasional, FISIP Unpas memperkuat perannya dalam mendukung pencapaian SDGs melalui kontribusi ilmu sosial, kebijakan publik, dan kerja sama lintas negara. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News