Menurut Dwi, anggapan bahwa aktivitas malam identik dengan perilaku menyimpang dinilai terlalu menyederhanakan realitas.
Ia menegaskan tidak semua pelajar yang keluar malam terlibat dalam kegiatan negatif.
“Banyak pelajar justru mendapat ide dan inspirasi saat berdiskusi santai di malam hari. Entah itu sambil membuka laptop, berdialog dengan teman, atau sekadar mencari suasana berbeda untuk berpikir,” ujarnya.
Dwi menambahkan, pola tumbuh kembang anak sangat beragam, sehingga pendekatan satu arah seperti pembatasan jam malam berisiko mengabaikan potensi kreatif anak.